“Ketika fashion begitu indah, membuatnya bukan lagi menjadi hanya sekedar pakaian atau hanya koleksi tanpa arti Indah sebenarnya. Tapi dialog seni yang merefleksikan perjalanan waktu.”
Itulah sekilas ungkapan Yohji Yamamoto, seorang desainer dari Jepang, yang lebih memprioritaskan inovasi dan kreatifitas dalam menciptakan suatu desain mode. Dari ungkapan tersebut, telah jelas bahwa mode adalah ungkapan jiwa yang dituangkan dalam karya seni dalam fashion, seiring perubahan alam dan perkembangan zaman yang mempengaruhinya.
Dapat dibayangkan tanpa tradisi dan inovasi, dunia fashion akan mati dan mode merupakan barang yang tak berguna. Mode membutuhkan keterbukaan untuk mengungkapkan, sehingga dapat memberi peluang kreatifitas, baik yang bersifat inovatif, menata ulang secara esthetic, mendobrak batasan-batasan yang mendoktrin, maupun yang bersifat meninggalkan batasan seluruhnya.
Indonesia terkenal dengan trend busana muslim nya, karena selain mayoritas penduduknya muslim dibarengi dengan kreatifitas para designer muslim tanah air yang kreatif dan inovatif. Untuk itu, keberhasilan mode busana muslim di Indonesia perlu ditunjang dengan mengakulturasikan trend yang berkembang pada dunia Barat, sebagai kiblat mode dan trend dunia fashion, dengan unsur kekayaan Indonesia, namun tidak keluar dari kaidah syar’i berbusana muslim.
Setiap pergantian tahun, menjadi moment yang sangat tepat bagi pecinta dunia fashion dan lifestyle untuk berevolusi dan menciptakan gaya yang selalu up to date dengan perkembangan trend. Tidak seperti tahun-tahun yang lalu, ke-glamoran, desain yang wah penuh dengan kerlap-kerlip payet, heboh dan selalu avant garde yang menjadi patokan bahwa desain itu dapat dikatakan bagus, namun belum tentu dipasaran laku.
Trend beberapa tahun kedepan ini lebih kaya imajinasi, desain lebih ‘ready to wear’, nyaman dipakai,fashionable, kaya akan gaya berpenampilan hanya dengan bermain mix n’ match dalam gaya, mudah untuk diproduksi masal dan mudah untuk menentukan / mengikuti segment pasar. Sehingga para desainer yang menciptakan trendsetter tidak hanya terpatok pada satu unsur saja, mereka bebas untuk menentukan gaya rancangan dan penampilan yang ingin di suguhkan kepada khalayak ramai, untuk menjadi tradisi gaya hidup selera berpakaian dalam masyarakat muslim dunia dan menjadi trend yang bercitarasa global.
Seakan menggabungkan antara unsur ethnic dengan siluet klasik, Tuneeca hadir, dituangkan dalam garis rancangan simple, permainan cutting pola dan aksen yang menjadi center of interestnya. Tuneeca adalah desain yang ethnic – modern, selalu up to date dan sangat fashionable sehingga dapat dikenakan sesuai dengan style / penampilan yg diinginkan, misal dengan penambahan element busana atau assesoris.
Untuk style yang simple chic / feminine, pemakaiannya bisa ditambah scarf ato asesories yg simple dengan warna-warni yang tidak terlalu mencolok.
Untuk style yg formal utk kerja pemakaiannya ditambah blazer dan ikat pinggang besar warna natural, dilengkapi asesoris tas.
Unsur ketegasan dan wibawa diwakili warna hitam putih yang tidak pernah hilang dalam jajaran trend mode, karena merupakan warna klasik yang tak pernah lengkang / lenyap dalam dunia trend mode. Kesan formal terlihat dan pesan modern tetap tersampaikan.
(Teks: Samira M. Bf.)