Berbagai cara pemakaian busana bungkus pada setiap daerah atau bangsa menghasilkan berbagai macam bentuk, salah satunya adalah shawl. Shawl atau yang disebut juga sebagai mantel yaitu busana yang berbentuk segi empat panjang (bentuk dasar busana bungkus) yang didrapirkan pada badan dalam bentuk A simetris, seperti diselempangkan pada satu bahu atau digantungkan melalui kedua bahu, dan pada dada sebelah kanan disemat dengan bros, sehingga akan terlihat bentuk lipit-lipit. Pada kedua ujungnya dan pinggiran mantel diberi jumbai-jumbai.
Menurut sejarahnya, shawl berasal dari bahasa Persia yang artinya selendang dan bahasa Sansekerta yang berarti Sati adalah barang baju yang sederhana, longgar dikenakan di atas bahu, tubuh bagian atas dan lengan, dan kadang-kadang juga di atas kepala. Biasanya berbentuk potongan persegi atau yang sering dilipat untuk membuat segitiga tetapi juga bisa berbentuk segitiga. Bentuk lain termasuk syal oblong.
Shawl dikenal pertama kali di Kashmir yakni wilayah persengketaan India dan Pakistan. Kashmir terkenal dengan hasil tenunan yang sangat indah. Shawl berasal dari kain tenunan indah di masa itu. Beberapa negara di Eropa menginginkan untuk mengimpor jenis shawl yang berasal dari tenunan indah tersebut dari Kashmir dan Persia. Penggunaan shawl yang telah mereka impor dan modifikasi tersebut menjadikan shawl sebagai pakaian elit wanita kerajaan Inggris dan Perancis pada awal tahun 1700-an. Pada masa tersebut, shawl digunakan sebagai penghangat badan, untuk melengkapi kostum dan alasan simbolis.
Kini penggunaan shawl tidak hanya sebagai penghangat badan saja namun juga untuk desain unsur etnik. Modifikasi shawl pada desain baju memberikan kesan unik dan elegan, selain itu juga mencirikan pengguna desain tersebut kreatif.
(Amalia)