Demam berdarah dengue adalah sebuah momok yang dirasakan oleh keluarga Anda. Penyakit ini sangat endemik di negara tropis seperti Indonesia. Memasuki musim penghujan, ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menginfeksi. Demam ini bisa menjadi penyakit yang mematikan jika tidak segera ditangani, khususnya anak-anak yang seringkali menjadi sasaran empuk dari gigitan nyamuk ini. Sebagai orangtua, sebaiknya berusaha mencegah agar anak dan seluruh anggota keluarga agar terhindar dari penyakit ini.
Salah satu faktor risiko penularan DBD adalah pertumbuhan penduduk perkotaan yang cepat, mobilisasi penduduk karena membaiknya sarana dan prasarana transportasi dan terganggu. Faktor risiko lainnya adalah kemiskinan yang mengakibatkan orang tidak mempunyai kemampuan untuk menyediakan rumah yang layak dan sehat, pasokan air minum dan pembuangan sampah yang benar. Tetapi di lain pihak, DBD juga bisa menyerang penduduk yang lebih makmur terutama yang biasa bepergian. Nyamuk menyukai lingkungan yang hangat untuk hidup.
Nyamuk Aedes aegypti merupakan pembawa virus dari penyakit Demam Berdarah. Cara penyebarannya melalui gigitan nyamuk seseorang yang sudah terinfeksi virus demam berdarah. Virus yang terbawa di dalam kelenjar ludah si nyamuk kemudian ditularkan dengan gigitan nyamuk kepada orang yang sehat.
Bersamaan dengan terhisapnya darah dari orang yang sehat, virus demam berdarah juga berpindah ke orang yang baru saja tergigit dan menyebabkan orang sehat menjadi terinfeksi. Nyamuk demam berdarah ini memiliki siklus hidup yang berbeda dari nyamuk biasa, Nyamuk ini aktif dari pagi sampai sekitar jam 3 sore untuk menghisap darah yang juga berarti dapat menyebarkan virus demam berdarah. Sedangkan pada malam hari, nyamuk ini tidur. Maka, berhati-hatilah terhadap gigitan nyamuk pada siang hari dan cegah nyamuk ini menggigit anak yang sedang tidur siang.
Dari beberapa kasus, terjadi peningkatan penyakit DBD apabila memasuki musim penghujan tiba. Nah, bagaimana pencegahan demam berdarah ini. Maka ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk melaksanakan pencegahan demam berdarah ini. Yang paling penting dalam pencegahan demam berdarah ini adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar kita. Jika Anda masih memiliki balita atau anak kecil, Anda dapat mulai melakukan pendekatan dengan memberikan pengetahuan mengenai apa itu DBD, gejala, pencegahan hingga menjaga kebersihan lingkungannya.
Tidak perlu mereka melakukan secara total namun paling tidak beri tahu mengenai tempat-tempat yang disukai nyamuk Aedes tersebut. Dengan memberitahu mereka, maka mereka juga akan secara langsung memberitahu kepada para orang tua apabila tempat mana yang dihuni oleh nyamuk. Selain it anak juga akan lebih berhati-hati dan sebagai orang tua hendaknya kita juga sering mengontrol lingkungan dan tempat anak sedang bermain.
Namun, apabila anak sudah menginjak sekolah dasar, orang tua juga sebaiknya mulai mengajak anak untuk peduli dengan langkah 3 M yang sering disosialisasikan untuk mencegah terjadinya penularan DBD. Langkah tersebut adalah :
- Menguras, artinya Anda harus rajin menguras bak mandi, kolam, vas bunga, atau tempat lainnya yang berisi air.
- Menutup, artinya kita harus menutup wadah-wadah penampungan air agar nyamuk tidak bersarang.
- Mengubur, artinya botol, kaleng, atau barang bekas lain yang mungkin bisa terisi air agar dikubur.
Langkah 3M di atas dapat dilakukan bersama-sama dengan anak Anda. berikan penjelasan mengenai 3 M dan apa yang bisa dilakukan anak Anda. misalnya member tahu jika ada kaleng atau botol bekas yang ada di halaman rumah atau vas bunga yang airnya belum diganti beberapa hari.
Pencegahan lainnya adalah :
- Lakukan abatisasi, yakni menaruh bubuk abate di bak mandi atau bak penampungan air, agar tidak menjadi sarang nyamuk.
- Untuk membunuh nyamuk dewasa, lakukan penyemprotan dengan asap (fogging), misalnya di kebun dan pojok-pojok rumah.
- Jaga agar tidak digigit nyamuk, dengan memakai baju yang tertutup rapat, serta mengoleskan minyak kayu putih atau minyak lain yang baunya “kuat” di kulit.
- Pakai kelambu, terutama pada pagi, siang dan sore hari, karena di saat-saat inilah nyamuk aedes aegypti berkeliaran mencari mangsa.
Referensi :
www.kliniksehat.com
www.Ayahbunda.com
Jurnal kesehatan Kemenkes
www.Perawat.blogspot.com
all various source