Perjalanan dan pergerakan waktu, merupakan keteraturan yang tidak terbantahkan dan itu hukum alam (natural law). Waktu tidak pernah berjalan surut alias mundur, tapi dia berjalan maju yang tidak pernah berhenti sekalipun satu detik atau perseribu detik sekalipun. Apa hakekat waktu ? kita semua paham apa itu waktu/masa/saat dan lain sebagainya.? Tapi kita tidak pernah mempertanyakan hakekat dibalik itu. Disinilah letak awal kebanyakan manusia mengalami kegagalan dua dimensi ( dunia wal akhira ), karena tidak banyak tahu/tidak mengerti akan hakekat dan rahasia dibalik waktu itu sendiri. Pernahkah kita menyadari kalau usia, umur atau apalah sebutannya, yang sudah mencapai 10, 20, 30, 40, dan 50 tahun, dimulai dari hitungan detik, menjadi menit, menjadi jam,menjadi hari, menjadi minggu,menjadi bulan, dan menjadi tahun (sebutan yang terakhir ini tidak mungkin didapat tanpa dimulai yang terbawah atau yang paling terkecil ). Dalam konteks ini, kita tidak pernah menghargai hakekat yang kecil ,hakekat yang rendah khususnya hakekat detik, dari detiklah semuanya bermula dan bergerak?
Dibenak kita selalu yang kita lihat yang besar, yang megah, yang super, yang akbar, yang agung dsbnya. Maka, sangat wajar kalau Al Qur’an didalam(QS 103 : 1-3). meletakan waktu pada posisi yang sangat sentral dan maha penting bagi dinamika kehidupan manusia, bahkan diayat keduanya manusia diklaim “benar-benar berada dalam kerugian”. Pertanyaannya adalah Mengapa Al Qur’an berbicara seperti itu..? tentu bagi orang-orang yang sadar betul, betapa waktu memberikan efek yang multidiemnsi bagi dinamika dan proses hidup dan kehidupan anak manusia dimuka bumi ini.
Dari waktulah kita bisa menghitung dan mengukur semua hal mulai dari tanggal kelahiran, tanggal pernikahan, tanggal kematian sampai pada mengukur kecepatan pesawat angkasa luar, kecepatan cahaya, dan kecepatan peluruh. Adakah kita memperhatikan hal ini, ada tapi sedikit.? maka sejalan dengan hal itu Sadarkah kita? kalau kita selalu dalam dimensi “sumpah Allah” seperti halnya : Wadhdhuha…demi waktu pagi (QS.93 : 1) , Wallaili……demi waktu malam (QS.92: 1) itu semua mmberikan indikasi betapa waktu-waktu yang disumpahkan itu memberikan makna yang luas dan mendalam untuk dipahami dan dikaji oleh kita semua, supaya pemahaman yang kita perdapat tentulah diharapkan untuk di implemnetasikan dalam kehidupan nyata, tentu yang bersifat development and progress.
Dari paparan sederhana diatas, mengajak kita semua untuk menengok kebelakang sejenak diperjalanan satu tahun yang lampau atau sepanjang tahun 2011. Apakah ajakan penyadaran sebagaimana yang terurai diatas sudah macth dengan semua aktifitas beserta pemahamannya akan hakekat waktu, kalau sudah berarti kita/anda semua termasuk orang yang paling beruntung dan cerdas untuk mensikapi waktu secara benar dan proporsional. Dan pasti, dengan sikap itu anda telah mendapatkan banyak prestasi dan pembelajaran dari menjalani dan mengamalkan waktu. Dan sebaliknya, tentu bertolak belakang dengan situasi yang pertama, dan pasti banyak kegagalan serta menjadi orang-orang yang kalah dan terpinggirkan.
Mungkin saat inilah waktu yang paling tepat bagi kita semua, melakukan Muhasabah baik melakukan koreksi terhadap kontens aktifitas kita selama satu tahun, beserta meletakan pemahaman ulang yang proporsional akan makna dan hakekat waktu bagi kita pribadi. Agar kontens aktifitas kedepan memliki nilai ganda positif (dunia wal akhira). Hal ini yang kemungkinan sangat sedikit kita lakukan, justru yang banyak kita lakukan pada tahun-tahun yang lampau lebih pada dimensi duniawianya (baca : untung dan rugi ) tidak pada dimensi ukhrowinya ( baca : spiritualitasnya). Kalau kedua dimensi ini dapat kita lakukan secara berbarengan, serentak dan seimbang maka sungguh saudaraku mungkin kita berani mengklaim diri kita, sebagamana yang disinyalir dalam Al Qur’an 103 : 3 diatas. kitalah orang-orang yang dimaksud oleh ayat tersebut. yakni, sebagai orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh yang dikutii dengan sikap mulia yakni memberikan nasehat untuk mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran. Semoga nilai ibrah al Qur’an ini dapat kita aplikasikan dalam kehidupan nyata kita, dan Allah SWT berkenan memberikani kemudahan jalan untuk kita semua, SELAMAT TAHUN BARU 2013 M, semoga prestasi, kesuksesan, kebahagian ditahun 2013 dapat kita raih. kita capai dengan sebaik baiknya.
Sumber: Laa Tahzan, Dr ‘Aidh Al-Qarni