Batik mempunyai berbagai macam jenis dan motif. Zaman dahulu, motif batik menandakan tingkat derajat pemakainya atau hanya untuk upacara-upacara tertentu saja. Namun kini, berbagai jenis motif batik bisa dipakai oleh siapa saja dan kapan saja. Apa saja jenis batik yang ada di Indonesia sekarang ini? Berikut beberapa contoh macam-macam Batik yang paling populer di kalangan masyarakat.
1. Batik parang
Pada dasarnya tergolong sederhana berupa lilitan letter s yang jalin menjalin membentuk garis diagonal dengan kemiringan 45 derajat. Bentuk sederhana batik ini memiliki nilai filosofis yang tinggi. Parang berasal dari kata Pereng yang berarti Lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif leter s saling jalin menjalin dan tidak terputus hal ini melambangkan kesinambungan. Bentuk dasar leter s diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat yang tidak pernah padam. motif ini merupakan salah satu motif dasar yang paling tua. Di jaman dulu, motif parang sangat dikeramatkan dan hanya dipakai kalangan tertentu serrta pada acara tertentu saja. Misalnya, digunakan oleh Senopati Keraton yang pulang dari berperang dengan membawa kemenangan. perkembangan dewasa ini, motif parang mengalami banyak modifikasi, stilasi atau bahkan penggabungan dengan motif lain sehingga menghasilkan motif baru yang tak kalah menarik. Batik parang memiliki beberapa jenis yakni :
a. Parang Rusak
Motif ini merupakan motif batik yang diciptakan Panembahan Senopati saat bersemedi di Pantai Selatan. Terinsipasi dari ombak yang tidak pernah lelah menghantam karang pantai. Parang Rusak terdiri dari susunan leter s yang menghias seluruh permukaan kain.
b. Parang Barong
Motif Parang Barong ukuran motifnya lebih besar daripada motif Parang Rusak. Parang Barong diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma. Parang Barong memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus menerus, kebijaksanaan dalam gerak dan kehati-hatian dalam bertindak.
c. Parang Kusumo
Motif ini memiliki bentukan segiempat yang tersusun rapi memisahkan leter s yang atas dengan bawahnya. Makna dari batik ini adalah dalam hidup harus dilandasi dengan perjuangan mencari kebahagian lahir dan batin ibarat keharuman bunga (kusuma).
d. Parang Kipas
Batik ini merupakan modifikasi di era modern. Memiliki corak kipas yang menyebar pada susunan leter s.
e. Parang Remukan
Batik ini juga merupakan modifikasi di era modern. Salah satu teknik yang unik dalam pewarnaan batik dengan memberikan efek pecahan malam (wax). Penggunaan teknik ini akan menghasilkan warna rembesan dari pecahan (remukan) malam yang menempel pada kain.
2. Babon Angrem
Nama “Babon-Angrem” adalah ayam betina yang sedang mengerami telur. Batik ini digunakan pada saat upacara tujuh bulanan pada ibu hamil, yang melambangkan kasih sayang dan kesabaran seorang ibu agar sifat tersebut dapat menurun atau ditiru oleh anaknya kelak. Motif tersebut melambangkan bahwa seorang wanita yang sedang mengandung hendaknya memiliki rasa kasih sayang dan kesabaran, agar sifat tersebut dapat diwarisi oleh si anak kelak jika telah lahir. Batik Babon Angrem tergolong ke dalam motif batik geometris, yaitu batik yang berbentuk flora atau fauna. Isen yang terdapat pada batik babon angrem adalah ukel yang diselingi dengan gambar dua unggas yang sedang berhadap-hadapan. Batik ini termasuk semen-latar hitam yang dipakai untuk orang dewasa dari semua golongan dan status. Motif batik ini tergolong besar-besar sehingga tidak baik dipakai oleh anak-anak.Batik Babon Angrem ini tergolong batik tengahan artinya berkembang pada pertengahan abad XVIII.
3. Kupu Lereng
Motif Batik ini merupakan perkembangan batik pada masa Pemerintahan Penjajahan Jepang yakni Jawa Hokokai. Batik ini diproduksi orang Cina dengan pola dan warna yang dipengaruhi budaya Jepang dengan latar pola batik keraton. Batik ini mulai berkembang pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
4. Merak
Bentuk dasar ragam hias motif burung huk adalah seekor anak burung yang baru menetas, menggeleparkan kedua sayapnya yang masih lemah, berusaha lepas dari cangkang telurnya, serta separuh badan dan kedua kakinya masih berada di dalam cangkang. Motif burung huk juga sering disebut dengan motif burung merak.
Ide dasarnya adalah pandangan hidup tentang kemana jiwa manusia sesudah mati. Dan gambaran tersebut disimpulkan bahwa kematian hanyalah kerusakan raga, sedangkan jiwanya tetap hidup menemui Sang Pencipta. Keunikan motif ini adalah ia selalu hadir bersama dengan motif lainnya, misalnya ceplokan sebagai selingan motif parang, dalam bentuk yang berbaur dengan motif lainnya. Jenisnya antara lain adalah Merak Truntum, Merak Bledak, Merak garuda dan Merak Kuncoro. Merak Truntum merupakan kombinasi dari dasar berupa Batik Merak yang kemudian bercampur dengan motif Truntum. Motif Truntum memiliki jenis seperti Bledak, Garuda dan Kuncoro.