Hiasan untuk busana atau pakaian terdiri dari berbagai benda hias, yang salah satunya adalah renda. Renda merupakan kerawang (biku-biku) dibuat dari benang dirajut yang biasa dipasang di tepi baju, kain, bantal dan sebagainya. Renda berasal dari bahasa Portugis (dibaca: renda). Sebenarnya renda sudah ada sejak jaman Napolen. Pada abad pertengahan penggunaan renda ternyata sebagai penanda status sosial seseorang. Tidak sembarang orang bisa menggunakan renda baju sebagai aksesories pakaiannya dan tidak sembarang orang bisa menggunakan warna baju. Hanya kaum bangsawan bisa menggunakan warna-warna tertentu dan hanya kaum bangsawan bisa menggunakan renda pada bajunya.
Pada waktu itu, proses pembuatan warna dan renda baju masih menggunakan cara-cara manual yang berbahan baku sulit di dapat, artinya barang mahal untuk membuat renda baju. Mulai dari benang dan proses pewarnaan masih di lakukan dengan cara-cara manual dan bahan yang sulit di dapat sehingga harganya tinggi. Hal ini yang menyebabkan renda baju menjadi mahal dan hanya di gunakan oleh gadis dan wanita-wanita dari kalangan kerajaan. Masyarakat biasa hanya menggunakan semacam tiruannya untuk mengejar keindahan bajunya agar seperti pakaian-pakaian dari golongan bangsawan. Namun seiring dengan kemajuan teknologi, renda baju bukan lagi menjadi barang mahal. Kini setiap orang bisa menggunakan renda baju untuk mempercantik tampilan bajunya. Terlebih di negeri kita, renda baju saat ini begitu luas di aplikasikan dengan bahan batik, kain tile, dan bahan kain lainnya sehingga menampilkan kekhasan tersendiri.
Penggunaan renda jelas memberikan kesan anggun dan feminine, terlebih pada baju formal dan pesta. Renda juga memberikan kesan “fit” pada tubuh anda. Berdasarkan bentuknya, ada 3 jenis renda yang utama dalam dunia fashion:
Chantilly Lace
Sesuai dengan namanya, renda ini berasal dari kota Chantilly di Prancis sebagai tradisi kerajinan tangan yang turun temurun sejak abad ke-17. Cirinya adalah background jalinan benang halus yang kini lebih mirip dengan kain transparan, kemudian motif bunga yang besar-besar di atas kain tersebut. Renda ini yang paling banyak kita jumpai di Indonesia.
Alencon Lace
Renda Alencon agak mirip dengan Chantilly, namun yang membedakannya adalah motif dan kehalusan pola renda. Alencon memiliki motif yang lebih halus dan lebih kecil dengan pola bermacam-macam, tidak hanya bunga. Biasanya renda ini dibuat dengan benang linen untuk menghasilkan renda yang diinginkan. Berbeda dengan dua renda sebelumnya.
Guipure Lace
Guipure lace memiliki motif yang lebih tegas dan lebih bold. Motifnya bisa bermacam-macam, dari bunga hingga ornamen dari jaman Baroque yang terkenal sangat indah. Renda Guipure sering hadir tanpa kain background dan sangat menonjolkan motif renda saja. Oleh karena itu jenis renda ini yang paling banyak digunakan untuk busana-busana dengan motif kuat serta untuk pinggiran tirai-tirai besar di dalam bangunan.
Source:
lace-dress-guide.blogspot.com, www.vemale.com, www.etsy.com, http://www.morilee.com/, all various source