Selain merugikan karena batas jumlah kalori yang masuk, makanan manis juga dapat merusak gigi anak. Untuk beberapa kasus, seperti anak yang hiperaktif, hendaknya para orang tua sangat membatasi makanan manis dan yang mengandung gula sintetis tinggi. Sedangkan pada anak normal, makanan manis tidak dilarang asalkan, tetap memperahatikan gula yang masuk dengan aktivitas anak. Agar terhindar kebiasaan buruk yang berpotensi mengakibatkan obesitas. Selain itu agar giginya awet, para orang tua hendaknya membatasi konsumsi makanan manis kepada buah hatinya.
Gigi rusak yang dialami sebagian anak-anak sebenarnya bukan berasal dari banyaknya gula yang masuk, melainkan lamanya gula terlibat kontak dengan bakteri yang ada di mulut. Karies atau kerusakan gigi akan terjadi saat bakteri yang ada di mulut mendapat makanan berupa gula sederhana. Oleh bakteri, gula-gula itu diubah menjadi asam yang akan merusak lapisan enamel dan menyebabkan gigi mengalami kerusakan. Bakteri butuh waktu kurang lebih 20 detik untuk mengubah gula menjadi asam. Bila tidak dibersihkan dengan cara berkumur, asam tersebut akan bertahan cukup lama di dalam mulut yakni sekitar 30 menit.
Saat mengkonsumsi makanan dan minuman manis, jelas tidak semua gula akan dimakan dan diubah menjadi asam oleh bakteri. Sebagian besar tentu saja akan langsung diteruskan ke kerongkongan sebelum para bakteri sempat mengubahnya menjadi asam. Ini berarti dalam sekali suap atau sekali teguk, jumlah asam yang terbentuk sebanding dengan jumlah bakteri yang ada di mulut dan bukan sebanding dengan kadar gula dalam makanan atau minuman tersebut. Berapapun banyaknya gula yang masuk, jumlah asam yang dihasilkan akan sama asalkan disantap dalam waktu kurang dari 20 detik.
Sebaliknya meski jumlah gulanya lebih sedikit, asam yang terbentuk akan lebih banyak jika disantap berulang kali sedikit demi sedikit. Sebab cara ini akan memberi waktu bagi bakteri untuk mengubah gula menjadi asam dengan lebih efisien. Dengan alasan yang sama, beberapa dokter gigi tidak menganjurkan orang tua untuk terlalu sering menggunakan botol anti tumpah untuk memberi minuman manis pada anaknya. Botol yang didesain untuk sering diseruput melalui lubang kecil di tutupnya ini sering dikaitkan dengan kerusakan gigi pada anak-anak. Menurut Dr Carole Palmer, seorang profesor kesehatan di Tufts University School of Dental Medicine, teori ini tidak hanya berlaku untuk gula tetapi juga segala sesuatu yang rasanya asam. Sebuah penelitian menunjukkan, permen asam jauh lebih membahayakan lapisan enamel gigi karena kandungan asamnya lebih tinggi dibandingkan permen manis.
Sumber: www. healthmagazine.com, www.parenting.com