• Home
  • Fashion
    • Fashion Knowledge
    • Fashion Tips
    • Fashion News
    • Hijab Tutorial
  • Beauty
  • Lifestyle
    • Health
    • Travelouge
    • Relationship
    • Parenting Tips
    • Event
  • Inspiration
    • Inspiring People
    • DIY Tips
    • Food
  • Our Customer
Tuneeca Blog
  • Home
  • Fashion
    • Fashion Knowledge
    • Fashion Tips
    • Fashion News
    • Hijab Tutorial
  • Beauty
  • Lifestyle
    • Health
    • Travelouge
    • Relationship
    • Parenting Tips
    • Event
  • Inspiration
    • Inspiring People
    • DIY Tips
    • Food
  • Our Customer
Home  /  Fashion Knowledge • Fashion Tips  /  Flocking Print
Fashion Knowledge Fashion Tips

Flocking Print

By admin 2 May 2013

Sablon merupakan karya seni yang dituangkan pada media. Sablon memerlukan teknik menggambar dan mencetak pada kain kaos dengan tinta khusus. Dua teknik khusus untuk membuat sablon yakni dengan cara manual dan digital. Secara manual bisa dengan menggunakan tangan sedangkan digital menggunakan printer khusus yang dicetak di kertas yang kemudian ditempelkan dan diseterika pada kaos yang telah disiapkan. Berbeda dengan dengan jenis yang lebih mewah yakni flocking print. Flocking print adalah proses pencetakan dengan mengaplikasikan serat monofilamen tipis seperti nilon, rayon dan polyester secara langsung  ke substrat atau media yang sebelumnya telah dilapisi dengan perekat. Penambahan beludru dan tekstur juga dapat dilakukan pada bagian permukaan. Karena serat dapat dicelup, maka penambahan warna dapat dilakukan pada bagian yang dicetak. Tidak hanya diaplikasikan pada kain, flocking print juga dapat digunakan pada kertas, plastic, tube parfum, tekstil, dan kaca.

Making Prints (source:google.com)

Berdasarkan sejarahnya, flocking print merupakan teknik lama yang sudah digunakan di China sekitar tahun 1000 sebelum masehi. Di Eropa, teknik ini menjadi popular di abad pertengahan yakni sekitar abad 5 masehi pada masa Kaisar Romawi. Pada  zaman itu pembuatan flocking print inti sangat sederhana yakni dengan menempelkan debu-debu serat pada bagian yang berperekat. Pada sekitar tahun 1970-an flocking print kembali “in” dengan metode yang lebih advance sehingga menjadi popular pada akhir tahun 1970-an tersebut. Pada tahun 1980-an dan awal 1990-an, popularitas flocking print menjadi pudar dengan penggunaan sedikit cetakan pada prosesnya. Selama penggunaannya yang tidak booming di kala itu, beberapa seniman memberikan penambahan dengan menggunakan beludru. Kini flocking print mulai booming lagi dengan penemuan terbaru yakni dengan menggunakan tekstur beludru.

red flocking motif (www.proprintgroup.com.au)
Flocking-Printed-Text (www.flockironontransfer.com)

Ada 4 teknologi yang diterapkan pada proses pembuatan flocking print yakni secara elektrostatis, gravitasi (tekanan), semprotan dan transfer. Namun, teknologi yang paling sering digunakan untuk memberikan hasil yang bagus adalah metode elektrostatis. Metode ini dengan menggunakan listrik 50-100 kV.

Kelebihan dari flocking print bila dibandingkan dengan sablon biasa adalah:

  1. Lebih terlihat lux dan elegan
  2. Lebih awet bila dicuci dan diseterika

Desain dengan penambahan flocking print, bisa anda temukan di koleksi “Beggar in The boulevard”

 

Semoga bermanfaat 🙂

(Amalia)

 

 

 

 

 

Post Views: 2,531
Tags: fashion Flocking Moslem wear Print Screenprinting Tuneeca
Share on
Previous Article
Stretching di Meja Kerja
Next Article
LOMBA DESAIN BUSANA TUNEECA

About Author

admin

Related Posts

  • Fashion Knowledge, Fashion News, Fashion Tips

    Mei Mood! Outfit Pilihan untuk Tetap Tampil Stylish sepanjang bulan

  • Fashion Knowledge, Fashion News, Fashion Tips

    Twinning Time! Inspirasi Koleksi Tuneeca Untuk Tampil Serasi Bareng Partner in Crime

  • Fashion Knowledge, Fashion News, Fashion Tips

    NorSyn: Gaya Eropa yang menyatu dengan alam Scandinavian

© Copyright 2015. Theme by BloomPixel.